3/12/16
Hari ini, hari
yang terlelah dalam menjalani kehidupan nyataku. Entah aku harus bicara kepada
siapa lagi, rasanya otak dikepalaku akan pecah.
Pusing, letih,
lesu, amarah, iri, yang timbul dalam diri ini tak bisa ku tahan lagi.
Tak ada seorang
pun yang bisa mengerti selamanya tentang diriku sekalipun itu orang tuaku.
Ayah, Ibu anakmu
sudah cape....
Ayah, aku ingin
ikut bersamamu. Mungkin jika disisimu aku akan merasa tenang, senang dan damai.
Ibu, aku takut
untuk kedepannya takkan bisa membuatamu bangga lagi karena anakmu ini sudah
pesimis dalam menjalani hidup.
Ayah benar, yang
selalu kau ajarkan dulu tentunya yang sering aku keluhkan dan abaikan menimpa
diriku.
Harusnya dulu aku
menjadi anak penurut, agar bisa menjalani kehidupan realku ini.
Kenapa sih dalam
hidup harus ada penyesalan ? kenapa Tuhan ?
Apa aku sudah
ditakdirkan seperti ini?
Apa aku begitu
hina dimata-Mu ?
Kenapa, jika Kau
sayang memberiku jalan hidup seperti ini?
Apa rencana-Mu?
Entahlah, aku
hanya makhlukmu yang penuh dosa....
Yah, anakmu hanya
bisa mengeluh dan mengeluh, andai saja ada ayah disisiku mungkin ada penuntun
jalan untukku.
Disisi lain aku
bersyukur atau ajaranmu yah, yang telah mengajarkanku tentang kehidupan yang
keras ini, pahit dan penuh persaingan.
Aku sekarang benar-benar
lemah, hanya diriku yang bisa membuat mood bagus dan buruk.
Aku jenuh sangat
jenuh ...
Aku muak sangat
muak ...
Aku benci sangat
benci...
Aku kecewa sangat
kecewa...
Aku ingin segera
menemukan jalan kebahagiaanku di dunia ini.
Aku ingin melihat
orang-orang yang ku cintai bangga terhadapku.
Sama sepertimu
yah, aku seideologi denganmu.
Aku ingin selalu
menjadi yang terdepan, tapi sampai saat ini belum tahu jalan yang benarnya
seperti apa.
Kebenaran hidup
ini aku tak bisa terima yah.
Aku menangis tak tertahan...
Terus dan terus,
padahal aku tahu semuanya ini takkan menyelesaikan masalah.
Aku hidup terlalu
bebas, sudah tak ada yang mengaturku lagi.
Padahal dari
kecil aku selalu diatur oleh mu yah, dikurung bagaikan burung dalam sangkarnya,
diberi makan dan minum.
Tapi sekarang
semuanya berbalik 360 derajat.
Hidup bebas
semauku, itu idamanku.
Tapi setelah aku
merasakan semua yang kuinginkan, aku tak ingin lagi.
Aku ingin seperti
dulu, yang tak bebas terbang tak tahu arah.
Aku sadar,
hanyalah wanita yang membutuhkan sosok pria yang menunjukkan jalan yang benar.