Kamis, 19 Februari 2015

MANAJEMEN KEUANGAN RASIO

PT STIAMAK
Neraca per 31 Desember 2010
(Dalam Juta Rupiah)


Aktiva

Aktiva Lancar:
Kas
Efek/Surat Berharga
Piutang
Persediaan (Inventory)
Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap:
Mesin
Akumulasi Penyusutan


Bangunan
Akumulasi Penyusutan


Tanah
Intangible

Jumlah Aktiva Tetap

Jumlah Aktiva




200
200
160
840
1.400


700
100
600

1.000
200
800

100
100
1.000
1.600

3.000


Hutang dan Modal Sendiri

Hutang Lancar:
Hutang Dagang
Hutang Wesel
Hutang Pajak
Jumlah Hutang Lancar

Hutang Jangka Panjang:
5% Obligasi

Modal Sendiri:
Modal Saham
Agio Saham


Laba Ditahan
Modal Sendiri




Jumlah Hutang dan Modal Sendiri




300
100
160
560


600


1.200
200
1.400

440
1.840





3.000


PT STIAMAK
Laporan Rugi dan Laba yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010
(Dalam Jutaan Rupiah)

Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto
Biaya-biaya administrasi dan umum
Keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Bunga Obligasi (5% x Rp600)
Keuntungan sebelum pajak
Pajak Penghasilan
Keuntungan Neto sesudah pajak (EAT)

4.000
3.000
1.000
570
430
30
400
160
240
Berdasarkan data dari Neraca dan Laporan Rugi/Laba dapat dihitung rasio keuangan sebagai berikut:

Rasio
Metode Penghitungan
Interpretasi
I.    Rasio Likuiditas


a.    Current Ratio
Aktiva Lancar/Hutang Lancar = Rp1.400/ 560 = 2,5 : 1 atau 250%
Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang lancar Rp1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp2,50
b.    Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)
(Kas+Efek)/Hutang Lancar = (200+200)/560= 0,71 : 1 atau 71%
Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan. Setiap hutang lancar Rp1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp0,71.
c.    Quick (Acid Test) ratio
(Kas+Efek+Piutang) / Hutang Lancar = (200+200+160)/560 = 1:1= 100%
Kemampuan untuk membeyar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Setiap hutang lancar Rp1,00 dijamin oleh quick assets Rp1,00
d.    Working Capital to Total Assets Ratio
(Aktiva Lancar-Hutang Lancar)/Jumlah Aktiva = (1.400 – 560)/3.000 = 0,28 : 1 = 28%
Likuiditas dari Total Aktiva dan Posisi Modal Kerja (neto)
II.  Rasio Leverage


a. Total Debt to Total Assets Ratio
(Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang)/Jumlah Aktiva  = (560+600)/1.840 = 0.63 : 1 atau 63%
Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
Sejumlah Rp0, 63 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan setiap Rp1,00 hutang
b. Total Debt to Total Capital Assets
(Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jumlah Modal(Aktiva) = (560+600)/3.000 = 0,39:1 atau 39%
Beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang atau
Rp0,39 dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin hutang
c.  Long Term Debt to Equity Ratio
(Hutang Jangka Panjang/Modal Sendiri) = 600/1.840 = 0,33 : 1 atau 33%
Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
Rp0,33 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang
d.  Tangible Assets Debt Coverage
(Jumlah Aktiva-Intangible-Hutang Lancar)/Hutang Jangka Panjang  = (3.000 – 100 - 560) / 600 = 3,9 : 1 atau 390%
Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya. Setiap rupiah hutang jangka panjang dijamin oleh aktiva tangible sebesar Rp3,90
e.  Times Interest Earned Ratio
EBIT/Bunga Hutang Jangka panjang = 430/30 = 14,3X
Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Setiap rupiah hutang jangka panjang dijamin oleh keuntungan Rp14,33
III. Rasio Aktivitas


a. Total Assets Turnover
Penjualan Neto/Jumlah Aktiva  = 4.000 / 3.000 = 1,33 : 1 atau 1,33x
Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ‘revenue’.
Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 1,33X atau setiap rupiah aktiva selama setahun menghasilkan ‘revenue’ sebesar Rp1,33
b. Receivable Turnover
Penjualan Kredit/Piutang Rata-rata = 4.000/160 = 25x
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 25x
c. Average Collection Periode
(Piutang Rata-rata x 360)/Penjualan Kredit = (160x360)/4.000 = 14,4 hari atau 15 hari
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Piutang dikumpulkan rata-rata setiap 15 hari sekali. Makin kecil harinya makin baik.
d. Inventory
    Turnover
Harga Pokok Penjualan/Inventory Rata-rata = 3.000/840 = 3,6x
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya ‘overstcok’.
e. Average day’s Inventory
(Inventory Rata-rata x 360)/Harga Pokok Penjualan = (840x360) / 3.000 = 10 hari
Periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada di gudang.
Inventory berada di gudang rata-rata selama 10 hari.
f. Working Capital Turnover
Penjualan Neto/(Aktiva Lancar – Hutang Lancar) = 4.000/(1.400 – 560) = 4,76x atau 4,8x
Kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklis kas (cycle cash) dari perusahaan.
Dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 4,8x dalam setahunnya.
III.   Rasio Keuntungan


a. Gross Profit Margin
(Penjualan Neto-Harga Pokok Penjualan) / Penjualan Neto = (4.000–3.000) /4.000 = 25%
Laba bruto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bruto Rp0,25.
b. Operating Income Ratio (Operating Profit Margin)
(Penjualan Neto -Harga Pokok Penjualan - Biaya administrasi, umum, penjualan) / Penjualan  Neto = (4.000-3.000-570) / 4.000 = 10,75% = 11%
Laba operasi sebelum bunga dan pajak (neto operating income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp0,11.
c. Operating Ratio
(Harga Pokok Penjualan + Biaya-biaya administrasi, penjualan, umum) / Penjualan Neto = (3.000 + 570)/ 4.000 = 89,25%
Biaya operasi per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan mempunyai biaya operasi Rp0,89.
Makin besar rasio ini berarti makin buruk.
d. Net Profit Margin (Sales Margin)
Keuntungan Neto Sesudah Pajak / Penjualan  Neto = 240/4.000 = 6%
Keuntungan neto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp0,06.
e. Earning Power of Total Investment (Rate of Return an Total Assets)
EBIT/Jumlah Aktiva = 430/3.000 = 14,3%
Atau
Operating Profit Margin x Total Assets Turnover = 19,75% x 1,33 = 14,3%
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham). Setiap satu rupiah modal menghasilkan keuntungan Rp0,14 untuk semua investor.
f. Net Earning Power Ratio (Rate of Return on Investment / ROI)
Keuntungan Neto sesudah Pajak/Jumlah Aktiva = 240/3.000 = 8%
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto..
g. Rate of Return for the owners (Rate of Return on Net Worth)
Keuntungan Neto sesudah Pajak/Jumlah Modal Sendiri = 240/1.840 = 13%
Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp0,13 yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan saham biasa..









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Kesehatan