PT
STIAMAK
Neraca per 31 Desember 2010
(Dalam Juta Rupiah)
Aktiva
Aktiva
Lancar:
Kas
Efek/Surat Berharga
Piutang
Persediaan (Inventory)
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva
Tetap:
Mesin
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
Akumulasi Penyusutan
Tanah
Intangible
Jumlah
Aktiva Tetap
Jumlah
Aktiva
|
200
200
160
840
1.400
700
100
600
1.000
200
800
100
100
1.000
1.600
3.000
|
Hutang dan
Modal Sendiri
Hutang
Lancar:
Hutang Dagang
Hutang Wesel
Hutang Pajak
Jumlah Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang:
5% Obligasi
Modal
Sendiri:
Modal Saham
Agio Saham
Laba Ditahan
Modal Sendiri
Jumlah
Hutang dan Modal Sendiri
|
300
100
160
560
600
1.200
200
1.400
440
1.840
3.000
|
PT
STIAMAK
Laporan
Rugi dan Laba yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010
(Dalam
Jutaan Rupiah)
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto
Biaya-biaya administrasi dan umum
Keuntungan
sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Bunga Obligasi (5% x Rp600)
Keuntungan
sebelum pajak
Pajak Penghasilan
Keuntungan
Neto sesudah pajak (EAT)
|
4.000
3.000
1.000
570
430
30
400
160
240
|
Berdasarkan data dari Neraca dan
Laporan Rugi/Laba dapat dihitung rasio keuangan sebagai berikut:
Rasio
|
Metode Penghitungan
|
Interpretasi
|
I.
Rasio Likuiditas
|
|
|
a.
Current
Ratio
|
Aktiva Lancar/Hutang
Lancar = Rp1.400/ 560 = 2,5 : 1 atau 250%
|
Kemampuan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang lancar
Rp1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp2,50
|
b.
Cash
Ratio (Ratio of immediate solvency)
|
(Kas+Efek)/Hutang Lancar
= (200+200)/560= 0,71 : 1 atau 71%
|
Kemampuan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan
dan efek yang segera dapat diuangkan. Setiap hutang lancar Rp1,00 dijamin
oleh kas dan efek Rp0,71.
|
c.
Quick
(Acid Test) ratio
|
(Kas+Efek+Piutang) / Hutang
Lancar = (200+200+160)/560 = 1:1= 100%
|
Kemampuan untuk membeyar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid
(quick assets). Setiap hutang lancar Rp1,00 dijamin oleh quick assets Rp1,00
|
d.
Working
Capital to Total Assets Ratio
|
(Aktiva Lancar-Hutang
Lancar)/Jumlah Aktiva = (1.400 – 560)/3.000 = 0,28 : 1 = 28%
|
Likuiditas dari Total
Aktiva dan Posisi Modal Kerja (neto)
|
II. Rasio
Leverage
|
|
|
a. Total Debt to Total
Assets Ratio
|
(Hutang Lancar + Hutang
Jangka Panjang)/Jumlah Aktiva =
(560+600)/1.840 = 0.63 : 1 atau 63%
|
Bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
Sejumlah Rp0, 63 dari
setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan setiap Rp1,00 hutang
|
b.
Total Debt to Total Capital Assets
|
(Hutang Lancar + Hutang
Jangka Panjang) / Jumlah Modal(Aktiva) = (560+600)/3.000 = 0,39:1 atau 39%
|
Beberapa bagian dari
keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau beberapa bagian
dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang atau
Rp0,39 dari setiap rupiah
aktiva digunakan untuk menjamin hutang
|
c. Long Term Debt to Equity
Ratio
|
(Hutang Jangka
Panjang/Modal Sendiri) = 600/1.840 = 0,33 : 1 atau 33%
|
Bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
Rp0,33 dari setiap rupiah modal
sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang
|
d. Tangible Assets Debt
Coverage
|
(Jumlah
Aktiva-Intangible-Hutang Lancar)/Hutang Jangka Panjang = (3.000 – 100 - 560) / 600 = 3,9 : 1 atau
390%
|
Besarnya aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya. Setiap
rupiah hutang jangka panjang dijamin oleh aktiva tangible sebesar Rp3,90
|
e. Times Interest Earned
Ratio
|
EBIT/Bunga Hutang Jangka panjang
= 430/30 = 14,3X
|
Besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang.
Setiap rupiah hutang jangka panjang
dijamin oleh keuntungan Rp14,33
|
III. Rasio Aktivitas
|
|
|
a.
Total Assets Turnover
|
Penjualan Neto/Jumlah
Aktiva = 4.000 / 3.000 = 1,33 : 1 atau
1,33x
|
Kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau
kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ‘revenue’.
Dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 1,33X atau setiap
rupiah aktiva selama setahun menghasilkan ‘revenue’ sebesar Rp1,33
|
b.
Receivable Turnover
|
Penjualan Kredit/Piutang
Rata-rata = 4.000/160 = 25x
|
Kemampuan dana yang
tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Dalam satu
tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 25x
|
c.
Average Collection Periode
|
(Piutang Rata-rata x
360)/Penjualan Kredit = (160x360)/4.000 = 14,4 hari atau 15 hari
|
Periode rata-rata yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Piutang dikumpulkan rata-rata setiap
15 hari sekali. Makin kecil harinya makin baik.
|
d.
Inventory
Turnover
|
Harga Pokok
Penjualan/Inventory Rata-rata = 3.000/840 = 3,6x
|
Kemampuan dana yang tertanam
dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari
inventory dan tendensi untuk adanya ‘overstcok’.
|
e.
Average day’s Inventory
|
(Inventory Rata-rata x
360)/Harga Pokok Penjualan = (840x360) / 3.000 = 10 hari
|
Periode menahan
persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada di
gudang.
Inventory berada di
gudang rata-rata selama 10 hari.
|
f. Working Capital
Turnover
|
Penjualan Neto/(Aktiva
Lancar – Hutang Lancar) = 4.000/(1.400 – 560) = 4,76x atau 4,8x
|
Kemampuan modal kerja (neto)
berputar dalam suatu periode siklis kas (cycle cash) dari perusahaan.
Dana yang tertanam dalam modal kerja
berputar rata-rata 4,8x dalam setahunnya.
|
III. Rasio
Keuntungan
|
|
|
a.
Gross Profit Margin
|
(Penjualan Neto-Harga
Pokok Penjualan) / Penjualan Neto = (4.000–3.000) /4.000 = 25%
|
Laba bruto per rupiah
penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bruto Rp0,25.
|
b. Operating Income Ratio
(Operating Profit Margin)
|
(Penjualan Neto -Harga
Pokok Penjualan - Biaya administrasi, umum, penjualan) / Penjualan Neto = (4.000-3.000-570) / 4.000 = 10,75% =
11%
|
Laba operasi sebelum bunga
dan pajak (neto operating income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah
penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp0,11.
|
c.
Operating Ratio
|
(Harga Pokok Penjualan + Biaya-biaya
administrasi, penjualan, umum) / Penjualan Neto = (3.000 + 570)/ 4.000 =
89,25%
|
Biaya operasi per rupiah
penjualan. Setiap rupiah penjualan mempunyai biaya operasi Rp0,89.
Makin besar rasio ini
berarti makin buruk.
|
d.
Net Profit Margin (Sales Margin)
|
Keuntungan Neto Sesudah
Pajak / Penjualan Neto = 240/4.000 =
6%
|
Keuntungan neto per
rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto
sebesar Rp0,06.
|
e.
Earning Power of Total Investment (Rate of Return an Total Assets)
|
EBIT/Jumlah Aktiva =
430/3.000 = 14,3%
Atau
Operating Profit Margin x
Total Assets Turnover = 19,75% x 1,33 = 14,3%
|
Kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi
semua investor (pemegang obligasi + saham). Setiap satu rupiah modal
menghasilkan keuntungan Rp0,14 untuk semua investor.
|
f.
Net Earning Power Ratio (Rate of Return on Investment / ROI)
|
Keuntungan Neto sesudah
Pajak/Jumlah Aktiva = 240/3.000 = 8%
|
Kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto..
|
g.
Rate of Return for the owners (Rate of Return on Net Worth)
|
Keuntungan Neto sesudah
Pajak/Jumlah Modal Sendiri = 240/1.840 = 13%
|
Kemampuan dari modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
Setiap rupiah modal
sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp0,13 yang tersedia bagi pemegang saham
preferen dan saham biasa..
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar