Nasionalisme adalah suatu sikap politik
dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah
serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa
tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :
1.
Nasionalisme
ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
2.
Nasionalisme
ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise
bangsa.
3.
Nasionalisme
ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur,
kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang
kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.
4.
Nasionalisme
adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan
bangsa demi bangsa itu sendiri.
NASIONALISME
INDONESIA
Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan
yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan
berdaulat. Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada
bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
munculnya nasionalisme :
a.
Faktor dari dalam
(internal)
1. Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika
sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya
imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong
semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan
kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa
kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit,
mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu
berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
2. Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika
sejak zaman dahulu kala
Faktor yang mendorong rasa
nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang dilakukan oleh
bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu
sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama
perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang
berlainan (sehingga terjadi pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang
dilakukan bangsa barat). Mereka saling menghormati dan menjaga. Namun
kedatangan bangsa barat yang menjajah mengakibatkan mereka hidup miskin dan
menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
3. Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan
menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat
maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin
munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang
untuk melawan penjajahan.
4. Paham nasionalis yang berkembang dalam
bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
a. Dalam bidang politik, tampak dengan
upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah
hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin
menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
b. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan
adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk
masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan
taraf hidup bangsa Indonesia.
c. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya
untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang
hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis
berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli
bangsa Indonesia.
b.
Faktor dari luar (eksternal)
1. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil
mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah
membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang
dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan
ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia.
Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat
bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
2. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai
Negara
a. Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris
membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National Congres”.
Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1.
Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti
peperangan.
2.
Hartal,
merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka masuk
kantor atau pabrik.
3.
Satyagraha,
merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah
kolonial Inggris.
4.
Swadesi,
merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri.
b. Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir
penjajah bangsa Spanyol di wilayah Filipina. Novel yang dikarangnya berupaNoli
Me Tangere (Jangan Sentuh Aku). Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya
dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan
kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari
kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
c.
Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina.
Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I: 1. Republik Cina adalah suatu
negara nasional Cina 2. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi
(kedaulatan berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina mengutamakan
kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun
Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih
lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
d.
Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan
modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat
menumbangkan Khilafah (Negeri Islam)dengan faham racun (nasionalisme dan
sekulerisme). Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi
munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
e. Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan
menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya
pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya
organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan
dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia
untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di
negaranya.
3. Munculnya Paham-paham baru
Mundulnya
paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalism, sosialisme,
demokrasi dan panislamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang
serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan
ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di
Indonesia.
a.
Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia
Karena adanya faktor pendukung
diatas maka di Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat
nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan
nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan olehPartai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa
Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah mencapai
Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan Nasionalisme
dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki
kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan
merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa
tersebut.
b.
Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa
nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu
dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini.
Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional,
lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu
mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan
penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan
Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan
sejak :
1.
J.R.
Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan
nusantara dalam tulisannya pada tahun1850.
2.
Earl
G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara dengan
Indonesia.
3.
Serta
tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4.
Istilah
Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang
awalnya bernama Indische
Vereningingmenjadi Perhimpunan
Indonesia.
5.
Nama
majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6.
Istilah
Indonesia semakin populer sejak Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia
dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa,
organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar
wilayah Indonesia.
3. Peranan Nasionalisme di Indonesia
Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk
melakukan pergerakan nasional guna seakan melawan penjajah tidak bisa lepas
dari peran berbagai golongan yang ada dalam masyarakat, seperti golongan
terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional, dan golongan pers.
a. Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar dalam
masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite sebab masih sedikit
penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh
pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia.
Mereka memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial
yang dirasa memiliki kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka
miliki, golongan terpelajar dipandang sebagai orang yang memiliki pandangan
yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka dianggap memiliki
kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas mereka akan
membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka
mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari
daerah yang berbeda tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk
mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi
budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk
perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka
membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha
menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa
nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi
kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut.
Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional tersebut mereka melakukan
gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada
kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki
peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya sangat terbatas
(minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan
nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan
memperoleh kemerdekaan.
b. Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan
mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan dokter. Keanggotaan
golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan profesional ini lebih banyak ada dan
mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional pada masa
kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat
mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga golongan ini
dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah
kolonial Belanda.
1.
Peran Guru
a.
Guru
merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan.
b.
Guru
memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh
pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa
Indonesia.
c.
Melalui
pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme
yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari
pemerintah kolonial Belanda.
d.
Guru
telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.
e.
Guru
telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam
memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
f.
Orang-orang
pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi
modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh
kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam
menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya
membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru tempat perjuangan
mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di sekolah tersebut guru
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya.
Contoh lembaga pendidikan yang
ada, yaitu :
Melalui gurulah dihasilkan
tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar dunia. Di tangan
gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka
mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
2.
Peran Dokter
1.
Pada
masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan
rakyat.
2.
Dokter
dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia
melalui penyakit yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang
dialami oleh rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh
rakyat Indonesia adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
3.
Ketergerakan
hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah organisasi
yang bersifat sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20
Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr.
Gunawan Mangunkusumo.
c. Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke
Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia memberikan pengaruh
yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers dapat dilihat
dalam bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar hanya
digunakan untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari
masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi
menggunakan bahasa Melayu. Peran media :
1.
Melalui
surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut
ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang
sehingga secara tidak langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan
pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia.
2.
Melalui
Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan
bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.
3.
Pendidikan
sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan
media masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang
dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia.
4.
Surat
kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat
berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan
pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
5.
Meskipun
pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah
kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan
segala sesuatu yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga
sedapat mungkin bisa diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana
pemberitahuannya lebih memihak pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pada masa pergerakan nasional Indonesia,
surat kabar mempunyai peranan yang sangat penting bahkan organisasi pergerakan
nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri, seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff dan De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat(Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru)
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi
tersebut menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan
kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada
organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami
kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo
(Perpanjangan tangan Belanda) diakui oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908.
Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai sejak
berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri
organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme
Indonesia adalah sebagai berikut.
1.
Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan
nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan
budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat
Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
2.
Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme
di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan
Gerakan Pemuda.
3.
Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan
nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara
kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah).
Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia,
PKI, PNI.
4.
Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme
di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan
sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi
pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah
Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah
Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme
tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan
sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di Indonesia.
Nasionalisme adalah rasa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, cerminan dari
komitmen yang pernah diikrarkan berpuluh-puluh tahun lampau, bertolak dari rasa
persaudaraan, senasib sepenanggungan.
Nasionalisme India
Mahatma Gandhi
|
a. Pemberontakan Sepoy
Sampai
awal abad ke-19, sebagian besar wilayah India telah jatuh ke tangan Inggris.
Eksploitasi Inggris telah menimbulkan kesengsaraan dan kebencian rakyat India
terhadap Inggris. Dengan diprakarasi oleh para prajurit India yang masuk dinas
militer Inggris (tentara Sepoy) meletuslah suatu pemberontakan yang dikenal
sebagai Pemberontakan Sepoy.
Pemberontakan Sepoy membawa akibat sebagai berikut.
Pemberontakan Sepoy membawa akibat sebagai berikut.
1.
Lenyapnya Dinasti Moghul
sebab Sultan Bahadur Syah, Raja Moghul terakhir ditangkap dan dibuang ke
Rangoon hingga meninggal di sana.
2.
East India Company (EIC)
dibubarkan. Selanjutnya sejak tanggal 1 November 1858 secara resmi India
diambil alih oleh pemerintah Inggris.
3.
Rakyat India sadar bahwa
gerakan militer tersebut dilaksanakan secara tergesa-gesa. Di samping itu,
mereka juga sadar bahwa Inggris tidak mungkin dapat diusir dengan kekerasan
senjata. Oleh karena itu, jalan yang ditempuh adalah dengan membentuk
organisasi politik dan perkumpulan agama. Pada tahun 1885 berdirilah All Indian
National Congres sebagai organisasi politik yang pertama di India.
b.
Timbulnya Nasionalisme India
Meskipun
gerakan militer Inggris tidak diikuti oleh masyarakat umum, namun menjadi
pendorong lahirnya pergerakan nasional India. Sebab-sebab timbulnya nasionalisme India adalah sebagai berikut:
1.
Perbaikan nasib rakyat oleh
pemerintah Inggris setelah pemberontakan Sepoy tidak kunjung datang sehingga
rakyat India-lah yang harus bergerak sendiri.
2.
Hanya orang-orang
Inggris-lah yang duduk di pemerintahan, sedangkan orang-orang India tidak
diperkenankan ikut serta.
3.
Kebudayaan Barat yang
dipaksakan oleh Inggris, menimbulkan reaksi keras dari rakyat India yang ingin
tetap mempertahankan kebudayaan India asli. Kebudayaan Barat dianggap terlampau
materialistis pada hal kebudayaan India lebih mementingkan kejiwaan dan kerohanian.
4.
Munculnya kaum terpelajar
yang telah mengenyam pendidikan Barat Mereka telah mengetahui apa itu
liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.
5.
Pemberian status dominian
Kanada tahun 1867 menimbulkan keinginan bangsa India untuk memperoleh status
yang sama.
c.
Macam-Macam Gerakan Nasional India
Gerakan
nasionalisme di India tidak hanya di bidang politik, tetapi juga di dalam
bidang keagamaan (kerohanian). Nasionalisme India bukan hanya gerakan
kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan, tetapi juga untuk pembaharuan
manusianya.
1. Brahma Samad
Gerakan ini bertujuan untuk membersihkan
kepercayaan umat Hindu dari hal-hal yang mengotori agama dan memberantas
keburukan yang ada dalam masyarakat Hindu. Misalnya upacara Sati harus dihapus
sebabdianggap sebagai pembunuhan. Di samping itu, Brahma Samad melarang adanya
perkawinan di bawah umur dan poligami. Tokoh gerakan ini ialah Ram Mohan Roy.
2. Rama Krisna
Rama Krisna adalah aliran yang
menghendaki kembali kepada ajaran agama Hindu yang murni. Tokohnya adalah Swami
Vivekananda.
3. Santineketan
Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air, cinta bangsa, dan cinta kebudayaan India. Tokohnya adalah Rabindranath Tagore.
Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air, cinta bangsa, dan cinta kebudayaan India. Tokohnya adalah Rabindranath Tagore.
4. Kongres (All Indian National
Congres) 1885.
Kongres pada dasarnya merupakan majelis
rakyat di mana duduk para wakil rakyat India dari berbagai golongan yang
berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan India lepas dari belenggu penjajahan
Inggris. Berdirinya Kongres tahun 1885 ini atas inisiatif Allan Octavian Home
(seorang Inggris kelahiran Skotlandia) yang simpati terhadap perjuangan rakyat
India.
Partai Kongres di bawah pimpinan W.C.
Bannerji dalam perkembangannya banyak program dan kegiatannya yang didominasi
oleh golongan Hindu. Bahkan, dari pihak Hindu yang ekstrim menyatakan semboyan
"India untuk Hindu" (India adalah Hindu). Itulah sebabnya para tokoh
Islam yang aspirasi kelompoknya tidak mendapat tempat yang wajar dalam Kongres
memisahkan diri.Pada tahun 1907 dalam Kongres sendiri terdapat dua aliran,
yakni:
a. Aliran Moderat, yang puas dengan tuntutan swaraj atau home rule. Artinya
menuntut pemerintahan sendiri dalam lingkungan kerajaan Inggris. Tokohnya W.C.
Bannerji dan Motilal Nehru.
b. Aliran Ekstrim (radikal) yang menuntut kemerdekaan penuh (purna swaraj) dengan
tokohnya Tilak dan Jawaharlal Nehru.
c. Liga Muslim (Muslim League)
1906.
Pada 1906 kelompok muslim keluar dari
Kongres dan mendirikan partai tersendiri, yakni Liga Muslim (Muslim League)
dengan tokoh-tokohnya Moh. Ali Jinnah, Liquat Ali Khan, dan Aga Khan.
d. Ajaran Mahadma Gandhi
Mahadma Gandhi yang ditetapkan sebagai
Bapak Kemerdekaan India dilahirkan pada tahun 1869 di Gujarat dengan nama
kecilnyanya Mohandas Karamchand Gandhi. Sebagai tokoh Kongres beliau menjiwai
perjuangan Kongres dengan ajaran-ajarannya sebagai berikut:
1.
Ahisma, artinya melawan musuh
tanpa kekerasan fisik.
2.
Hartal, artinya pemogokan, tidak
melakukan pekerjaan sebagai protes
terhadap peraturan yang tidak adil atau tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan.
terhadap peraturan yang tidak adil atau tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan.
3.
Satyagraha, tetap
setia kepada kebenaran dan menolak bekerja sama dengan Inggris; karena Inggris
salah sedangkan India berdiri di atas kebenaran. Jadi, satyagraha berarti
noncooperation.
4.
Swadesi, artinya hidup dengan usaha
sendiri. Gerakan ini menganjurkan agar bangsa India dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dari hasil usahanya sendiri. Akibat senjata ini tampak adanya
pemboikotan terhadap barang-barang buatan Inggris, dan ditekankan pada
penggunaan barang-barang buatan sendiri.
Dengan gerakan ini ternyata mampu
meningkatkan perekonomian bangsa India. Sebaliknya, merupakan pukulan bagi
ekspor Inggris ke India. Sebagai tanda penghormatan pada swadesi maka gambar
“roda pemintal” tertera pada bendera kebangsaan India yang mulai berkibar pada
tanggal 15 Agustus 1947.
Nasionalisme
Mesir
a. Krisis Keuangan Mesir
Sejak
dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, negara-negara Barat terutama Inggris
dan Prancis saling berlomba memperebutkan pengaruhnya di Mesir. Pengaruh
kekuasaan Inggris makin kuat mulai tahun 1875, yakni saat Khedive Ismail
(1863–1879) membutuhkan uang sehubungan dengan krisisnya keuangan Mesir.
Khedive Ismail kemudian menjual sebagian besar saham Mersir pada Terusan Suez
kepada Inggris.
Di samping
itu, Mesir juga meminjam uang dari Inggris dan Prancis. Mesir karena tidak
dapat membayar hutang-hutangnya maka Inggris dan Prancis masuk ke Mesir dan
memberesi hutang-hutangnya. Dengan demikian, sejak tahun 1876, Inggris dan
Prancis telah ikut campur dalam pemerintahan di Mesir.
Adanya campur
tangan Inggris dan Prancis dalam pemerintahan, khususnya pada saham-saham
Terusan Suez menimbulkan kekecewaan yang kemudian muncul perlawanan rakyat.
Kebangkitan nasional Mesir ditandai dengan adanya pemberontakan Arabi Pasha
(1881–1882). Mulamula gerakan ini antiorang asing (Inggris, Prancis dan Turki),
tetapi akhirnya menjadi gerakan untuk menuntut perubahan sistem pemerintahan.
Gerakan Arabi ini timbul karena pengaruh Jamaluddin al Afghani yang ketika itu
mengajar di Mesir. Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Arabi Pasha ini sangat
membahayakan kedudukan Inggris dan Prancis di Mesir. Inggris akhirnya bertindak
dan berhasil menumpas pemberontakan Arabi Pasha.
b. Timbulnya Nasionalime Mesir
Mesir termasuk negara Arab sehingga bangkitnya nasionalisme
Mesir merupakan hal yang sama dengan bangkitnya nasionalisme Arab. Adapun
sebab-sebab timbulnya nasionalisme Mesir adalah sebagai berikut.
1. Adanya gerakan Wahabi, semula merupakan gerakan agama yang kemudian memberontak pemerintahan
Turki. Dengan demikian, secara politik membangkitkan tumbuhnya nasionalisme
Mesir.
2. Adanya pengaruh Revolusi Prancis. Ketika Napoleon Bonaparte mendarat di Mesir, ia juga
membawa suara Revolusi Prancis yang kemudian menimbulkan paham liberal dan
nasionalisme Mesir.
3. Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
4. Adanya Gerakan Pan Arab, yang dirintis oleh Amir Chetib Arslan dengan yang
menganjurkan persatuan semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai
kemerdekaan bangsanya.
Sekalipun pemberontakan Arabi Pasha
berhasil dipadamkan, namun cita-cita perjuangan Arabi Pasha merupakan sumber
aspirasi semangat nasionalisme bangsa Mesir. Hal ini terbukti pada tanggal 7
Desember 1907 telah diadakan kongres nasional yang pertama di bawah pimpinan
Mustafa Kamil. Tujuannya adalah pembangunan Mesir secara liberal untuk mencapai
kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir yang dipengaruhi oleh Inggris berusaha
untuk menindas gerakan ini, akan tetapi gerakan nasional ini tetap hidup dan
makin kuat bahkan kemudian menjelma menjadi Partai Wafd (Utusan) di bawah
pimpinan Saad Zaghlul Pasha.
Ketika Perang Dunia I selesai, Partai
Wafd menuntut Mesir sebagai negara merdeka dan ikut serta dalam konferensi
perdamaian di Prancis. Inggris menolak, bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke
Malta. Pada tahun 1919 di Mesir timbul pemberontakan dan Zaghlul Pasha
dibebaskan kembali.
Kaum nasionalise Mesir menuntut
kemerdekaan penuh. Pemberontakan berkobar lagi, Zaghlul Pasha ditangkap lagi
dan diasigkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat menekan nasionalisme
Mesir, terpaksa mengeluarkan Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration)
pada tanggal 28 Februari 1922.
1.
Inggris mengakui kemerdekaan dan
kedaulatan Mesir.
2.
Inggris berhak atas empat masalah pokok,seperti berikut:
a.
mempertahakan
Terusan Suez;
b.
mempergunakan
daerah militer untuk operasi militer;
c.
mempertahankan
Mesir terhadap agresi bangsa lain;
d.
melindungi
bangsa asing di Mesir dan kepentingannya.
Uniteral Declaration 1922 merupakan saat
yang bersejarah bagi Mesir sebab sejak itu dunia internasional menganggap Mesir
telah merdeka, meskipun belum penuh. Sebaliknya, di pihak kaum nasionalis Mesir
tetap tetap menentangnya sebab Inggris tetap berhak atas empat masalah pokok
tersebut di atas. Itulah sebabnya, kaum nasionalisme Mesir terus berjuang
melawan Inggris untuk mencapai kemerdekaan penuh. Hal ini baru terwujud setelah
Perang Dunia II berakhir (Oktober 1954).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar